1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah
mengalami penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat, dan faktor-faktor lainnya.
Menurut data, penyebab utama kematian ibu
adalah hipertensi kehamilan dan perdarahan postpartum.
Selain itu, kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah
penanganan komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu
muda.
Untuk
menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan program pembangunan
puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas pelayanannya. Pemerintah
juga sedang menciptakan pola keanekaragaman makanan untuk gizi ibu hamil. Program KB yang
dicanangkan juga digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu.
2. Kematian Bayi, Balita, dan Remaja
Dalam 5 tahun terakhir, angka kematian bayi
dan balita memang sudah mengalami penurunan. Namun serupa dengan angka
kematian ibu akibat melahirkan, ini masih jauh dari target. Penyebab kematian
utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang dialami adalah pneumonia
dan diare.
Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama
kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk menangani
tantangan ini pemerintah akan menciptakan langkah-langkah persiapan untuk calon
ibu, agar mereka benar-benar siap menghadapi kehamilan dan
persalinan.
Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan transportasi
adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena
penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi masalah ini,
pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah untuk
mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah perbaikan gizi
usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan deteksi dini penyakit tidak menular.
3. Meningkatnya Masalah Gizi Buruk
Saat ini, ternyata masalah gizi di Indonesia
masih sangat kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan
gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius. Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh
yang tidak tepat, sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak
berkembang secara maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing
rendah.
Masalah ini
paling fatal menyerang anak-anak, karena gangguan pertumbuhan yang serius ini
bisa merusak masa depan mereka. Apalagi, jika stunting terjadi lewat dari
1.000 hari, dampak buruknya bisa sangat sulit diobati.
Untuk
mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program sosialisasi
kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu dan
anak. Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama
kehidupan, terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun.
4. Meningkatnya Penyakit Menular
Masalah penyakit menular juga masih
mendominasi dunia kesehatan Indonesia. Prioritas utama pemerintah adalah
membasmi HIV/AIDS,
tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih
belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis,
dan leptospirosis.
Strategi
pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan
imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B,
dan tetanus. Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia
sudah dinyatakan bebas polio.
Untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah
persiapan yang mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan,
pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit), dan laboratorium kesehatan.
Selain itu, untuk menurunkan tingginya risiko penyakit menular,
pemerintah juga mengembangkan Early Warning and Respons System (EWARS) atau
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Melalui sistem EWARS ini, diharapkan
ada peningkatan dalam deteksi dini dan respons terhadap peningkatan tren kasus
penyakit tertentu.
Sistem tersebut juga semakin digencarkan karena banyaknya penyakit baru
yang bermunculan, seperti SARS dan flu burung. Penyakit-penyakit baru ini pada
umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang berasal dari binatang.
5. Meningkatnya Penyakit Tidak Menular
Ternyata dalam
beberapa tahun ini, masalah penyakit tidak menular telah menjadi beban utama di
Indonesia, ketimbang penyakit menular. Karenanya, saat ini Indonesia memang
mengalami tantangan dua kali lipat, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit
menular.
Penyakit tidak menular yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia
meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga terus meningkat.
Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan
melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
Deteksi dini sangat penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia
tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh sebab itu,
pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan program jaminan
kesehatan seperti BPJS.
6. Masalah Kesehatan Jiwa
Tanpa kita
sadari, permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia itu sangat besar dan
menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data, lebih dari 14
juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan mental dan emosional.
Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat
(psikotis).
Masalah gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku, dan
sering kali berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti bunuh diri.
Dalam satu tahun, terdapat 1.170 kasus bunuh diri dan jumlahnya terus
meningkat.
Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan
Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah puskesmas.
Program ini bekerja sama dengan masyarakat, untuk mencegah meningkatnya
gangguan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar